Sesudah menyusun kerangka teoritis dalam penelitian, langkah selanjutnya
adalah menentukan konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Sesudah
menentukan konsep, langkah berikutnya sebelum mengumpulkan data untuk
dipakai sebagai jalan bahan analisis adalah merumuskan hipotesis.
Hipotesis dirumuskan berdasarkan kerangka berpikir peneliti yang
diperoleh dari pemahaman teori tentang masalah yang diteliti atau yang
terkait dengan masalah tersebut.
Beberapa pengertian hipotesis, yaitu:
- Hipotesis adalah sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya belum dibuktikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis diartikan; patokan duga; anggapan dasar; postulat.
- Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Jawaban tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Seorang peneliti pasti akan mengamati sesuatu gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi focus perhatiannya. Sebelum mendapatkan fakta yang benar, mereka akan membuat dugaan tentang gejala, peristiwa, atau masalah yang menjadi titik perhatiannya tersebut.
Hipotesis efektif adalah hipotesis yang searah atau mendukung judul,
masalah, dan tujuan penelitian. Bila seseorang membuat hipotesis yang
tidak mendukung permasalahan yang diangkat maka ini menyulitkan dirinya
sendiri.
Untuk menguji hipotesis maka perlu mengumpulkan data emperis. Contoh
salah satu hipotesi di atas adalah memperkirakan adanya hubungan antara
karya as-Suyuthi dengan al-Zarkasyi maka hipotesis ini diuji dengan data
emperis.
Hipotesis yang baik, harus spesifik. Agar hipotesis bersifat spesifik,
konsep-konsep yang digunakan harus jelas dan sedapat mungkin dapat
diolah secara spesifik atau dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori
tertentu. Artinya hipotesis itu tidak mengambang, agar mudah dipahami.
Dengan demikian, hipotesis akan lebih operasional dan lebih siap diuji
secara emperis karena variabel-variabelnya data diukur. Namun demikian,
menurut sebagian peneliti sosial, dimungkinkan pula dalam sebuah
peneliti tidak ada hipotesis. Pendapat ini muncul karena adanya
kekhawatiran bahwa peneliti akan cenderung mencari data yang dapat
membenarkan hipotesis yang telah dibuat dan hanya akan menguji hubungan
yang sudah jelas dengan mengabaikan data lain yang tidak mendukung.
Namun pendapat ini masih perlu diuji kebenarannya, oleh karena dalam
sebuah penelitian ditekankan bersifat obyektif bagi seorang peneliti.
Referensi Makalah®
sumber :
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. XII; Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Cet. VIII; Bandung: Alfabeta, 2009). Soerjono, Pengatar Penelitian Hukum, (Cet. 3; Jakarta: Universitas Indonesia, 1986). Tim Penyusun, Kamus Besar Indonesia, t.c; (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008). Muhammad Pabundu. Metode Penelitian Geografi, (Cet. I; Jakarta: Grafika Offset, 2005). Wardiyanta, Metode Penelitian Pariwisata, t.c; (Yogyakarta: Andioffset, t.th).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar