- Three pillars of evil
Secara tidak
sadar ternyata system ekonomi yang kita terapkan sampai hari ini adalah system
yang sebenarnya malah menjatuhkan perekonomian kita. Kesenjangan ekonomi dan
kesejahteraan menganga. Kesenjangan semakin melebar ketika krisis ekonomi
datang bertubi-tubi. Setiap tahun harga terus saja melambung tinggi, tolong
menolong semakin sulit ditemui, dagantikan oleh kompetisi dan manipulasi. Apa
yang menyebabkan ini semua terjadi?tak hayal dan takbukan ialah penerapan The
Three Pillars of Evil. Tiga pilar setan tersebut ialah :
-
Fiat money (uang kertas)
-
Fractional reserve requirement (dana cadangan)
-
Interest (bunga)
Fiat money (uang
kertas)
Uang yang diciptakan
tanpa didukung(backed) dengan logam mulia emas. Uang ini menjadi berharga dan
secara sah berfungsi sebagai alat pembayaran barang dan jasa ataupun utang,
karena diterbitkan oleh pemerintah yang diakui. Artinya apabila pemerintah
sudah kehilangan kepercayaan, maka uang kertas tidak akan berharga kecuali
seharga kertas dan biaya produksi yang diperlukan. Contoh ekstrem, sebuah
Negara A menerbitkan uang kertas dengan nominal 100 dolar. Untuk setiap
lembarnya diperlukan biaya produksi senilai 10 sen dolar(1 dolar=100 sen). Bila
tiba-tiba suatu sebab pemerintah A kolaps, maka uang yang tadinya bernilai 100
dolar itu menjadi kertas yang tidak berarti.
Fractional reserve
requirement (dana cadangan)
Bank sentral suatu
Negara mensyaratkan setiap bank yang beroperasi di wilayah otoritasnya untuk
menyediakan atau menyimpan sebagian kecil dana yang disetorkan deposan sebagai
cadangan, dimana umumnya jauh dibawah 100%. Jika bank sentral mensyaratkan
besarnya FRR 10%, dengan aturan main seperti ini bank bisa leluasa meminjamkan
90% bagian lainnya kepada nasabah atau para deposan yang membutuhkan. Peraturan
FRR menempatkan bank secara tidak langsung sebagai agen yang turut mempengaruhi
suplai uang (money supply). Contoh,simpanan pertama besarnya Rp 100.000, kalau
ini dianggap sebagai jumlah dari 10% FRR, maka 100% dari simpanan pertama
adalah Rp 1.000.000. dengan kata lain ada tambahan uang yang bisa diciptakan
bank sebesar Rp 1.000.000-Rp 100.000 =Rp 900.000
Interest
Biaya servis yang
dikenakan bank untuk pinjaman atau kredit yang diberikan kepada nasabahnya. Apa
yamg terjadi jika bunga menghiasi ekonomi?,ada tiga konsekuensi utama dengan
berlakunya bunga. Pertama, bunga akan terus menuntut tercapainya pertumbuhan
ekonomi yang terus menerus, meskipun kondisi ekonomi actual sudah mencapai
titik jenuh atau konstan. Kedua, bunga mendorong persaingan diantara para
pemain dalam sebuah ekonomi. Ketiga, bunga cenderung memposisikan kesejahteraan
pada segelintir minoritas dengan memajaki kaum mayoritas.
Lalu apa yang akan
terjadi jika tiga pilar itu bersatu??KEHANCURAN!! kita akan direpotkan oleh
tiga pilar itu, krisis akan melanda di berbagai Negara, orang kaya menjadi
miskin dan yang miskin akan bertambah miskin. Itu sudah kita rasakan ketika
Negara Indonesia terjadi krisis moneter, karena ulah tiga pilar itu lah kita
merasakannya. Mereka (para agen setan) tertawa ketika system yang mereka
ciptakan berhasil membuat orang lain sengsara dan jatuh miskin. System yang
menurut kita baik ternyata beralih menjadi senjata yang sangat berbahaya bagi
kita.
- Bahaya Hutang
“Semua dosa orang
yang mati syahid akan diampuni kecuali utangnya”(HR.Muslim). Mencengangkan
bukan?orang yang mati syahid yang dijanjikan Allah masuk surga saja bisa tidak
jadi masuk surga hanya karena hutang. Begitu berbahayanya hutang apabila kita
tak sanggup atau belum sempat membayar hutang,orang yang sudah dijanjikan surga
saja masih bisa ditahan apalagi kita yang tidak di janjikan surga. Banyak
alasan kita berhutang, diantaranya untuk bertahan hidup, untuk gaya hidup, dan
untuk investasi atau tujuan produktif. Tanpa kita sadari ternyata berhutang
bisa menambah beban kita, dan malah kebanyakan orang berhutang hanya untuk
memenuhi kebutuhan tersier nya saja, ingin menikmati hidup mewah dan
sebagainya. Lalu bagaiman dengan perspektif Negara?mengapa Negara
berhutang?alasan yang paling menonjol ialah karena Negara ingin membangun dan
mensejahterakan masyarakatnya. Dalam kasus Indonesia, setiap tahun sedikitnya
20-30 persen dana APBN disedot untuk membayar utang dan bunganya. Lalu apa
akibat dari berhutang itu? Dana belanja Negara tidak bisa digunakan secara
optimal untuk mambangun seperti yang dicita-citakan dulu, sebaliknya malah
terkuras untuk membayar hutang plus bunganya. Dan parahnya dana yang seharusnya
digunakan untuk kepentingan Negara malah di gunakan untuk kepentingan pribadi
alias di korupsi. Utang mengahancurkan negri dan kekayaan yang melimpah,
sehingga Negara kita tanpa pilihan lain beralih menjadi budak IMF,dimana pada
saat krisis melanda Asia tenggara termasuk Indonesia tak bisa dipungkiri Negara
kita meminjam atau kata lain berhutang kepada IMF. Dan menandatangani letter of
intens(LoI) dimana IMF menyodorkan kebijakan yang malah membuat semakin panas
perekonomian kita. Banyak kredit perbankan macet dan mengerutkan jumlah suplai
uang yang beradar. Solusi yang diberikan ialah mendorong tabungan, mengurangi
cadangan wajib pemerintah, dan meningkatkan suku bunga. Lalu solusi yang mana
yang Indonesia ambil?yaitu solusi menaikan suku bunga. Bank-bank di
Indonesia menaikkan siku bunga deposito
hingga 67% dengan tujuan agar uang yang
tersebar bisa ditarik kembali, tapi nyatanya bukan menjadi solusi malah
menjadi boomerang. Karena kebijakan menaikkan suku bunga itu banyak bank yang
kolaps karena mereka tidak mampu membayar suku bunga yang mereka tawarkan itu,
sedangkan bank hanya mendapatkan bunga kredit 10%. Sehingga banyak beban bank
yang di alihkan kepada pemerintah.
- The green evil
The greenback,begitu
orang menjuluki dolar, tidak hanya digunakan di dalam negri, bahkan menjadi
cadangan devisa utama bagi Negara-negara dunia. Ada yang menggambarkan dolar
seperti cek kosong, karena uang kertas tidak memiliki nilai instrinsik seperti
halnya emas. Sebagaimana yang sudah di jelaskan tentang fiat money,dimana
apabila pemerintah sudah kehilangan kepercayaan, maka uang kertas tidak akan
berharga kecuali seharga kertas dan biaya produksi. Lalu siapakah yang mencetak
atau yang berhak mencetak dolar?departemen keuangan AS kah?tidak! ternyata yang
berhak mencetak uang kertas atau uang dolar ialah the federal reserve system
atau disingkat the fed. Anehnya yang memiliki otoritas mencetak uang bukan
dimiliki pemerintah, melainkan pihak swasta. Bahayanya ketika otoritas mencetak
uang diserahkan pada segelintir orang, mereka bisa bertindak bukan atas nama
Negara melainkan untuk menggeruk profit. Tetapi pada tahun 60an dolar mengalmi
over hang, karena the fed mencetak uang terlalu banyak untuk membiayai AS
ketika sedang berperang dengan Vietnam dan belanja program sosial presiden
Johnson. Karena melihat fakte memburuknya kondisi dolar, tantangan dan kritikan
tersu disampaikan khusunya oleh beberapa Negara dengan reserve dolar dominan
seperti prancis, inggris, dan jerman. Dan beberapa Negara akhirnya menukarkan
kembali simpanan dolarnya ke emas, diantaranya Negara prancis dan spanyol.
Amerika mulai kelimpungan akibat dolar over hang ini, dan pada akhirnya pada
tahun 1971 presiden Nixon menggunakan kebijakan dolar sepenuhnya diserahkan
kepada pasar dan tidak lagi di backup dengan emas sama sekali. Inilah awal
dolar tidak lagi sebagai mata uang netral, ia menjadi alat yang digunakan
sebagai eksploitasi. Ia sudah menjadi Green Evil.
- Heaven’s currency
Tuhan menciptakan
dua logam mulia yaitu emas dan perak sebagai alat pengukur nilai, menyimpan
kekayaan, dan sebagai alat tukar (medium of exchange). Karena itu logam mulia
ini menempati kedudukan yang tinggi, boleh dibilang seperti mata uang surga
(heaven’s currency), karena fungsinya
dalam menjaga keadilan yang menjadi salah satu cirri utama penghuni surga. Ada
beberapa keunggulan emas di banding logam lain yaitu emas termasuk logam yang
lunak sehingga mudah ditempa, emas dikenal sebagai logam oaling berat, emas
tidak terpengaruh oleh air dan udara, dan emas tidak bisa diubah dengan bahan
kimia lain. Semasa Rasulullah saw, dinar dan dirham digunakan sebagai alat
transaksi dimana dinar terbuat dari emas (seberat 4,25 gram) dan dirham terbuat
dari perak (seberat 3 gram) dan kedua logam mulia ini layak dijadikan mata uang
universal. Kenapa kedua logam ini layak menjadi mata uang universal? Salah satu
jawabannya yang pasti, karena kedua mata uang ini sangat stabil sepanjang
sejarah. Berbeda dengan uang kertas (fiat money) yang cenderung mengalami
inflasi setiap saat, sedangkan emas dan perak sangat kuat sehingga hamper tidak
terkena inflasi. Namun setelah uang kertas (fiat money) mulai berlaku pada
system perekonomian dunia, ini lah awal hilangnya keadilan. Dimana alat
transaksi yang kita gunakan hanyalah kertas kosong yang tidak memiliki nilai
intrinsik seperti halnya emas atau perak. Keadilan dalam perekonomian tidak
akan bisa tegak selama fiat money yang dijadikan alat transaksi.
- El Libertador (Pembebas)
Sistem yang kita
sangka sebagai solusi dalam perekonomian ternyata tidak membuat menjadi baik,
malah sebaliknya menghancurkan perekonomian dunia. Namun dibalik bobroknya system ini, ada sekelompok
manusia yang unjuk gigi mencoba berperan sebagai El Libertador (pembebas).
Pembebas dari belenggu tirani moneter, pembebas yang mengantarkan kepada
kesadaran perlunya merombak tata ekonomi setan yang sesat(kapitalisme), dan
kembali kepada system ekonomi seperti yang dikehendaki Sang Maha Adil. Apa yang
harus dilakukan?diantaranya ialah membuat system ekonomi baru dengan
menghapuskan dan merobohkan pilar yang ketiga yaitu system bunga (interest),
system ini disebut dengan istilah Perbankan Islam. Lalu untuk merobohkan pilar
fiat money dan FRR ialah kembali ke standard emas.
Sumber : Buku "Satanic Finance" karya DR. Ahmad Riawan Amin
Sumber : Buku "Satanic Finance" karya DR. Ahmad Riawan Amin